Beberapa waktu belakangan ini muncul peraturan baru dari pemerintah yang menyatakan bahwa kantung plastik dari market-market modern akan dihargai 200 perak rupiah. Peraturan ini sebenarnya memiliki tujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang sudah terlalu berlebihan dan menjadi kanker di negeri ini, bahkan bisa dikatakan SAMPAH-SAMPAH berserakan di pinggir-pinggir kota tercinta kita tidak pernah bebas dari pemandangan gemeresek hitam, putih, dan merah khas kantung plastik, harga 200 perak itu sendiri juga dimaksudkan agar masyarakat luas lebih mempertimbangkan kembali penggunaan kantung plastik yang biasa mereka gunakan sehingga menumbuhkan kebiasaan membawa tas berbelanja sendiri, entah itu dalam bentuk plastik juga atau keranjang namun bisa dipastikan volume produksi sampah plastik dipastikan akan berkurang. Sekali lagi 200 perak itu bukan untuk keuntungan market, tapi untuk tindak preverensi dari penggunaan kantung plastik. Dan sekali lagi kenapa kantung plastik harus dikurangi?? Look at this: Tidak perlu lagi dijelaskan mengapa tapi berikut adalah fakta yang sudah umum: 1. Plastik sulit terurai di dalam tanah 2. Produk berbahan plastik ada di mana-mana 3. Kantung plastik digunakan secara massal di setiap pasar 4. Orang Indonesia gemar berbelanja 5. Orang Indonesia suka membuang sampah sembarangan 6. Jakarta dan beberapa wilayah lainnya kerap dilanda banjir Poin-poin tersebut tidak perlu dijelaskan kembali namun lucunya ketika Jakarta itu banjir beberapa opini masyarakat yang sering saya dengar di tivi adalah, "Bapak Jokowi mohon untuk segera mengatasi masalah banjir di Jakarta terutama di bantaran sungai X." Its the sad truth that the Nature is already mad, ketika membuang sampah di kali-kali tersebut sadarkah bahwa banjir itu datang untuk mengejar kebodohan yang telah dilakukan??? Sesimpel untuk meletakan sampah terutama sampah anorganik(termasuk plastik) saja sudah sulit, namun ketika pembatasan penggunaan plastik sudah dicanangkan, well everyone goes crazy.. Belum lagi ketika isu plastik ini dikaitkan dengan masalah lainnya. Lebih lucu lagi ketika alat-alat berat tersebut sedang mengeruk dasar kali X di daerah Jakarta tercinta dan memastikan bahwa volume air di musim hujan akan tertampung lebih banyak dengan santainya seorang warga melempar kantung hitamnya right next to the Backhoe..Oh MY GOD, ini adalah pemandangan sehari-hari yang saya temui di dekat kantor saya dulu. Menyewa alat berat tersebut perjam saja sudah mahal, yup enough said. Kembali lagi ke penggunaan kantung plastik seharga 200 perak, berikut adalah beberapa postingan sebagai pembelajaran betapa dangkalnya kita sebagai warga Indonesia dan selalu saja berkoar-koar ketika pemerintah berusaha mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020. terpotong di sini Well selamat Indonesia, kita semakin tertinggal dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand!!
Indonesia bebas sampah 2045 maybe (still maybe).
0 Comments
|
Archives
August 2016
Audy D. Putra
Seorang Mahasiswa Teknik biasa namun berusaha untuk menjadi anti mainstream, meskipun anti mainstream itu telah menjadi mainstream Categories |